PC IPNU IPPNU Kabupaten Magelang Dengan Semangat Belajar Berjuang Bertaqwa Berusaha Memfasilitasi Pelajar Nahdliyyin Di Kabupaten Magelang Untuk Menjadi Pelajar Yang Berakhlaqul Karimah, Cerdas Dan Berciri Khas

Diberdayakan oleh Blogger.
You are here: Home / EKSTASI DALAM MABUK ILAHI

EKSTASI DALAM MABUK ILAHI

Narkoba, dan segala bius lainnya menjadi candu yang mematikan generasi umat manusia. Bahkan dicurigai, AIDS yang sedang menjalar bukannya dari virus kera atau penularan jarum belaka, tetapi dari konsumen Narkoba sangat rentan terhadap AIDS.

Kini jalan Tol menuju neraka, terbuka lebar-lebar. Ada yang jurusan jahanam, ada juga jurusan neraka sa'ir, ada pula jurusan-jurusan yang sesuai dengan minat dan bakat sifat syaithaniyah manusia. Begitu juga jalan Tol menuju syurga juga terbuka seluas-luasnya. Ada jalan Tol menuju Firdaus, ada jurusan Aden, ada juga Jannatun Na'im, dan syurga-syura lainnya.

Sesungguhnya anda yang bernarkoba, berekstasi, tidak lebih bahwa manusia hanyalah bayangan lemah, loyo, penuh keputus-asaan dan frustrasi, penuh dengan lenguhan dan tidak tahu diri. Manusia adalah makhluk yang sangat jarang berterimakasih kepada Tuhan. Lalu, di tengah-tengah kealpaan dan keliaran nafsunya itu, anda mencari syurga yang dibangun oleh imajinasi dan khayalan semu: Syurga yang bisa ditempuh lewat jalan pendek yang buntu, jalan gelap yang mengerikan: Narkoba.

Politik kita, sistem, kekuasaan kita, dan provokator kita juga sedang melakukan ekstasi firaunisme, namrudisme, diktatorisme, dengan memanjakan diri dalam nafsu maniak kuasa yang berbuih bagai pemabuk. Ya, bangsa kita sedang kepayang oleh janji, ketidakpastian, lalu eskapisme-eskapisme semu dijadikan saluran publik untuk meneguhkan demagog kebinatangan. Inilah situasi paling menjijikkan sepanjang sejarah kita.

Anda yang di Jakarta atau di kota-kota besar, atau bahkan di kota-kota anda sendiri, apakah anda tidak merasakan betapa nafsu anda seperti buih dalam botol bir yang dikocok? Apakah anda membiarkan anda seperti binatang liar yang menjilat dengan dengusan yang begitu hewany? Apakah anda tidak merasakan betapa anda sedang dihina Tuhan hari ini?

Padahal kaum sufi sudah menyodorkan sebuah konsep tentang ekstasi, trans, dan jadzab, dimana kenikmatan spiritual ternyata melebihi bayangan kita tentang syurga sekali pun. Kenikmatan ruhani dibalik interaksi kita dengan Allah, ternyata telah membuka pintu-pintu kelezatan yang tak terperi, bahkan lebih dari apa yang kita sebut tentang nikmat dan lezat itu sendiri.

Banyak para Sufi mengalami ekstasi, akibat mabuk ruhani, yang diadakan dalam sebuah pesta dzikir. Lalu gelas-gelas Mahabbatullah diedarkan oleh Tangan-tangan Suci, lalu mereka menegak dengan nafas kemesraan dan keagungan yang dahsyat. Lalu pekik yang luar biasa terdengar dari mulut jiwa mereka: Allahu Akbar!

Tetapi para Sufi melarang bergaya seperti para pemabuk bir atau pembius Narkoba itu. Para Sufi melarang mereka yang berusaha Mabuk Ilahi, berusaha berekstasy dalam ruhani. Itu dilarang. Sebab keinginan untuk berekstasy secara ruhani adalah keinginan nafsu. Dan itu akan menjadi hijab antara hamba dengan Allah.

Rasa ekstasy dalam Mabuk Ilahi, bukan direncanakan atau direkayasa. tetapi adalah akibat-akibat yang muncul dari Cahaya intensitas kondisi ruhani yang permanen bersama Allah itu sendiri.


Karena itu anda juga jangan mencari kenikmatan-kenimatan dzikir, sebab kenikmatan dzikir bukan tujuan dzikir, tetapi akibat dari mekanika dzikir yang bergerak secara dinamik.