Tanggal 31 Januari 1926, bersama dengan tokoh-tokoh Islam lainnya, Kyai Hasyim Asy’ari mendirikan Nahdlatul Ulama (NU), yang berarti kebangkitan ulama. NU berkembang dengan pesat dan menjadi wadah meningkatkan kualitas umat serta sarana perjuangan melawan Belanda. Pada masa awal pendudukan Jepang, Kyai Hasyim ditangkap karena alasan yang tidak jelas. Berkat bantuan anaknya, K.H. Wahid Hasyim, beberapa bulan kemudian ia dibebaskan dan sesudah itu diangkat menjadi Kepala Urusan Agama. Jabatan itu diterimanya dengan terpaksa, tetapi ia tetap mengasuh pesantrennya di Tebuireng. Setelah Indonesia merdeka, melalul pidato-pidatonya K.H. Hasyim Asy’ari membakar semangat para pemuda supaya mereka berani berkorban untuk mempertahankan kemerdekaan. Ia meninggal dunia pada tanggal 25 Juli 1947 dan dimakamkan diTebuireng.
- Tempat/Tgl. Lahir : Demak, 10 April 1875
- Tempat/Tgl. Wafat : Tebu Ireng, 25 Juli 1947
- SK Presiden : Keppres No. 294/TK/1964, Tgl. 17 November 1964
- Gelar : Pahlawan Nasional
KH. Hasyim Asy’ari terpilih menjadi Rois Akbar NU, sebuah gelar yang hingga kini tidak seorang pun menyandangnya. Di samping itu, beliau juga menyusun qanun asasi NU yang mengembangkan paham ahli sunnah waljama’ah. KH Hasyim Asy’ari